Beranda | Artikel
Bukan Asal Nama
Selasa, 25 Januari 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Bukan Asal Nama ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 21 Jumadil Akhir 1443 H / 24 Januari 2022 M.

Kajian Tentang Bukan Asal Nama

Tema ini diangkat karena hingga saat ini masih banyak orang yang mengatakan “Apalah arti sebuah nama”. Seakan-akan nama itu tidak terlalu penting dan tidak perlu dipermasalahkan seandainya nama tersebut kurang pas dalam timbangan agama.

Padahal nama itu penting. Karena itu adalah identitas seseorang. Sehingga sekali dikasih nama, itu akan dibawa sampai tua bahkan sampai mati. Karena nama adalah identitas yang bakalan melekat dalam diri seseorang, maka tidak boleh sembarangan.

Setiap orang akan mendapatkan pengaruh dari nama yang diberikan kepadanya. Jadi nama itu ada pengaruhnya kepada karakter/perilaku seseorang. Kalau misalnya ada orang melihat artis terkenal lalu namanya diberikan untuk nama anak kita padahal artis itu sukanya kumpul kebo (berzina), itu sangat mungkin berpengaruh kepada karakter anak. Apakah rela ketika anak kita nanti kita  besarnya suka kumpul kebo seperti artis tersebut?

Kalau nama yang diberikan kepada anak baik, maka insyaAllah akan memberikan pengaruh baik kepada anak kita. Sebaliknya kalau nama yang diberikan kepada anak kita buruk, maka itu akan memiliki pengaruh buruk kepada anak.

Di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, diceritakan ada seorang sahabat yang bertamu kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Seperti biasa, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: “Siapa namamu?” Orang itu menjawab: “Hazn (artinya: sedih/susah/sulit).” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendengar nama tadi, beliau mengatakan:

أنْتَ سَهْلٌ

“Mulai sekarang ubahlah namamu menjadi Sahl (artinya: mudah/gampang/lancar).”

Begitu mendengar nasehat atau anjuran dari Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini, sahabat tersebut berkata: “Nama ini dari bapak saya. Aku tidak akan mengubah nama yang dikasih oleh bapakku.” Maka mulai hari itu sampai dia meninggal dunia urusan dia dan keluarganya selalu susah. (HR. Bukhari)

Lihatlah bahwa nama itu memiliki pengaruh kepada kondisi seseorang. Sehingga dalam memberi nama tidak boleh sembarangan.

Nama anak adalah tanda baik atau tidaknya orang tua

Salah satu indikator untuk mengetahui orang tua baik atau tidak bisa dilihat dari nama anak-anaknya. Kalau misalnya masyaAllah nama anaknya adalah Muhammad, Ibrahim, Musa, Ismail, ini adalah nama orang-orang baik, maka mudah-mudahan orang tuanya ini baik dan punya kepedulian kepada anak-anaknya. Tapi seandainya anak-anaknya ini namanya adalah nama-nama yang tidak jelas, ini berarti pertanda bahwa orang tuanya adalah orang yang tidak baik.

Pentingnya nama

Salah satu hal yang menunjukkan pentingnya nama, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu beberapa kali mengganti nama sahabatnya yang tidak baik. Kalau seandainya ungkapan “Apalah arti sebuah nama” adalah ungkapan yang benar, niscaya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak akan peduli dengan nama tidak baik yang ada dalam komunitas para sahabatnya. Tapi karena nama itu penting, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika melihat ada sebagian sahabatnya yang namanya tidak pas, maka namanya diganti oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Salah satu contohnya adalah Abu Hurairah. Dahulu ketika zaman Jahiliyah nama Abu Hurairah adalah Abdu Syams (Hambanya matahari). Begitu masuk Islam, maka oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak dibiarkan nama tersebut. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menggantinya menjadi Abdurrahman (Hambanya Allah yang Maha Penyayang). (HR. Al-Hakim)

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51335-bukan-asal-nama/